Istriku Frigid & Dukun Cabul
Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku
mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena
kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3
tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri,
alasannya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus anak. Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka
selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan
sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal
dari keluarga baik-baik dan harmonis.
Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami
supaya normal kembali. Jika kupaksakan berhubungan, istriku
berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play)
yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang
kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan
menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk
penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter
psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku
belum hilang frigiditasnya.
Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awalnya perkawinan
kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku
mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung
mencari solusinya.
Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama
Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia
dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan
berat 49 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher
yang jenjang.
Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan
jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak
terlalu besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku
penasaran adalah puting payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung
kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu
menghisapnya.
Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat informasi dari seorang
rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada orang
pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk
penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia
sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya
istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas
desakanku tidak ada salahnya dicoba.
Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang
datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat
giliran terakhir.
Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata
terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan
menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri.
Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh dan
tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.
Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur
itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan
BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir
saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka
pakaian segala, apalagi harus melepas BH.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami
dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya.
Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan
penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti dengan syarat
seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun
mengiyakan, asal istriku dapat sembuh.
Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu
istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut
melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta
puting susunya yang cukup besar itu.
Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal
mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di
kasur yang sudah disediakan. Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki
rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh
duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas.
Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku.
Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah
belakang kedua tangannya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri
dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan
kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang
menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.
Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku,
tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu
meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat
jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting
susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja,
tidak memberikan perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja
suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi
ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja?
Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin
besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus
dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan,
yang kiri dan kanan.
Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat,
tapi justru meremas-remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya
dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi
justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting
susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh kontras
menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar
dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan
yang kasar.
Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas
istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras
dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang.
Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena
benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas
buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama.
Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah
dada istriku diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku
sendiri, dan aku mendiamkannya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang
masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah
Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung
terpampang.
Lalu dia berkata kepada istriku, "Neng, tolong dibuka celana
dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!"
Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka
celana dalamnya tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku kaget
dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah
Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat
jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak
keberatan atas permintaan Abah Acan?
Setelah istriku melepaskan celana dalamnya, aku melihat sendiri mata
Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa
rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur,
agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku
termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan
kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat.
Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku
berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang
secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi
sama sekali.
Lalu Abah Acan berkata, "Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng
tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh."
Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju.
Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa,
apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai
membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir
kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah
Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan
kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh
kelentit istriku. Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok
ke dalam kemaluan istriku.
Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku
melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang
sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang
mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak frigid). Aku melihat mata
istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak
hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang
kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu
masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak
pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar.
Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa
disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya.
"Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!" desahnya.
Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah
dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan.
Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh
Abah Acan pada dirinya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam
liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat
itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram
kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian
mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan yang
besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan
istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris
istriku. Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi
istriku.
Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya
yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus
bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama
jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku.
Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan
memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku,
diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok
kemaluan istriku.
Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah
Acan yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok
klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan
menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa. Digosok
dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar
sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan
menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan.
Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan
jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam
kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar
itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta
sering memutar-mutar jarinya di dalam.
kumpulan Cerita Dewasa Lainya Dapat Anda Lihat /Baca Di :
www.ceritaindo.sextgem.com